Komunitas PERMATA Merayakan Makmeugang di Tanah Rantau untuk Mengobati Rasa Rindu di Kampung Halaman
Oleh: Rendy Hidayatullah dan Rajul Fujari.
Komunitas PERMATA (Persatuan Mahasiswa Takengon) telah mengambil inisiatif dan berhasil melaksanakan agenda yang sangat berharga dengan merayakan Makmeugang antar sesama Mahasiswa yang asal rantau-nya dari dataran tinggi tanah Gayo pada hari Jumat, 28 Februari 2025 di kediaman Ketua Umum PERMATA yang beralamatkan di Desa Rukoh, Kec. Syiah Kuala, Kota Banda Aceh.
Meugang, yang biasanya dilaksanakan pada hari besar agama Islam khususnya sebelum bulan Ramadhan, Idul Fitri, dan Idul Adha, dirasa memiliki makna yang sangat amat mendalam bagi masyarakat Aceh. Kegiatan ini tidak hanya melibatkan penyembelihan hewan yang nantinya akan disantap, akan tetapi momen ini juga memperbaiki tali silaturahmi yang merenggang bagi keluarga dan teman-teman dikala semakin sulit untuk berkumpul lantaran pekerjaan dan kesibukan lainnya. Selain itu masih banyak nilai-nilai yang bisa diambil dari tradisi ini, diantaranya merupakan ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT., menghormati para leluhur sekaligus meningkatkan sifat kedermawanan seseorang dengan saling berbagi.
Dalam hal ini, kegiatan yang diadakan oleh Komunitas PERMATA menjadi sangat relevan dan cemerlang, terutama bagi Mahasiswa yang merindukan suasana kampung halamannya. Acara meugang ini dapat menjadi pengganti bagi mereka yang tidak memiliki kesempatan untuk pulang ke kampung dengan alasan kesibukan yang tidak dapat ditinggalkan dan hari libur yang dirasa tidak terlalu banyak. Salah satu mahasiswa menjawab “Kurasa rugi kalo pulang kampung, karena libur-nya ga banyak, malah tugas kuliah ni yang banyak” ketika ditanya alasan tidak memilih untuk pulang ke kampung.
Selain bertujuan untuk mengobati rasa rindu terhadap suasana di kampung ternyata ada alasan lain yang mendorong diadakannya kegiatan ini. Ketua Umum PERMATA Periode 2024-2025, Hidayatun Nahar mengatakan “Tentunya adanya kegiatan ini, harapannya kualitas silaturahmi baik itu antar anggota PERMATA maupun diluar anggota semakin erat dan juga dengan acara ini teman-teman yang kesulitan dengan harga daging yang terbilang mahal setidaknya bisa merasakan juga walaupun tidak sebanyak dengan beli sendiri”. Maka dari itu, acara ini sangat efektif dalam membawa Mahasiswa ke suasana meugang meskipun berada di tanah rantau dan memperhemat uang saku. Para anggota komunitas bersama-sama memasak dan menikmati hidangan khas Aceh, mereka dapat merasakan kembali kehangatan dan kebersamaan yang sering kali hilang ketika jauh dari rumah. Ini juga memberikan kesempatan bagi generasi muda untuk memahami dan menghargai tradisi yang telah ada sejak ratusan tahun lalu.
Perlu kita ketahui bahwa meugang lebih dari sekadar kegiatan sosial, meugang juga memiliki nilai religius dan budaya. Tradisi meugang, yang merupakan bagian integral dari budaya Aceh, bukan hanya sekadar kegiatan memasak dan menikmati daging bersama, tetapi juga merupakan momen untuk mempererat tali silaturahmi dan merayakan kebersamaan. Dalam tradisi ini, ada unsur syukur atas rezeki yang diterima selama setahun. Melalui acara ini, anggota komunitas tidak hanya menikmati makanan, tetapi juga merenungkan arti penting dari berbagi dan bersyukur.
Komentar
Posting Komentar